top of page

Sudah Jadi Brand yang Dipilih Tapi Belum Diingat? Ini yang Sering Dilupakan Brand Founders

  • Writer: KLMSY Digital
    KLMSY Digital
  • Apr 22
  • 3 min read

Banyaknya pilihan membuat customers sulit mengingatmu.
Banyaknya pilihan membuat customers sulit mengingatmu.

Di era sekarang, jadi brand yang dipilih itu sudah nggak cukup. Apalagi kalau kamu founder yang brand-nya sudah punya kualitas bagus, harga yang masuk akal, visualnya pun rapi dan konsisten. Kamu mungkin sudah berhasil bikin audiens memilih kamu di antara kompetitor.


Tapi satu pertanyaan pentingnya adalah:

Apakah mereka akan ingat kamu saat butuh yang berikutnya? Karena dalam branding, top of mind jauh lebih kuat dari sekadar top of feed.


Brand yang Dipilih ≠ Diingat


Kenyataannya, banyak brand bagus yang sebenarnya berhasil masuk ke keranjang belanja tapi gagal masuk ke memori. Ini bisa jadi masalah serius karena keputusan pembelian itu bukan cuma tentang fungsi atau fitur, tapi juga tentang apa yang muncul duluan di kepala orang saat mereka punya kebutuhan.


Konsumen nggak selalu mikir panjang. Mereka memilih yang pertama kali muncul di benak mereka. Kalau kamu nggak ada di sana? Brand lain yang bakal mereka ingat, meski kualitasnya nggak sebaik punyamu.


Di Sini Letak Pentingnya Mental Availability


Mental availability adalah seberapa mudahnya brand kamu muncul di benak audiens saat mereka dalam situasi relevan, baik secara sadar maupun tidak.


Ini adalah cara bagaimana bikin brand kamu terpikirkan lebih dulu. Jadi pertanyaannya bukan cuma, "Apakah brand kamu dipilih hari ini?" Tapi juga, "Apakah brand kamu akan diingat minggu depan, bulan depan, atau tahun depan?"


Banyak Founder Melewatkan Aspek Ini


Kebanyakan brand-aware founder fokus pada brand image. Mereka pikir kalau visual dan positioning udah konsisten, brand-nya pasti kuat. Tapi strategi brand fungsinya bukan cuma membuat brand kamu tampak seperti brand yang bagus. Brand yang kuat juga harus bisa bertahan di kepala.


Dan untuk itu, kamu perlu:

  1. Memori Asosiasi. Apa yang dihubungkan orang saat denger nama brand kamu? Apakah cukup kuat dan relevan buat nempel di otak mereka?

  2. Repetisi yang Terarah. Konten yang konsisten itu bagus. Tapi repetisi yang membosankan nggak akan efektif. Kamu butuh pengulangan dengan variasi dan relevansi.

  3. Sensory Hooks. Tone suara, gaya bahasa, bahkan warna dan gerakan visual; all of that matters. Bukan dilihat secara estetika saja, tapi juga yang sukses membangun imprint memori.


Strategi Brand = Strategi Memori


Kalau sebagai founder cuma memikirkan bagaimana brand terlihat, itu artinya kamu baru sampai setengah jalan. Tapi kalau kamu mulai memikirkan bagaimana brand itu akan dikenang, itu berarti kamu benar-benar mulai bangun brand yang sustainable.


Brand yang masuk ke kategori "gampang diingat" adalah brand yang mengerti cara main di level bawah sadar manusia. Dan ini membutuhkan pemahaman psikologi keputusan, yaitu bagaimana cara otak kerja saat harus memilih, kenapa orang tetap memilih brand tertentu meski banyak alternatif, dan apa yang bikin satu brand lebih lengket di benak customers dibanding yang lain.


Jadi, Bagaimana Biar Brand Kamu Diingat?


Punya distinctiveness. Nggak harus aneh, tapi harus khas. Sesuatu yang bisa dikenali dan dihubungkan secara cepat.


Konsisten, tapi jangan monoton. Kamu boleh punya gaya tetap, tapi narasi dan eksekusi tetap harus hidup. Variasi kecil yang nyambung lebih kuat dari repetisi mati.


Bangun asosiasi yang relevan. Brand kamu harus bisa dikaitkan dengan situasi yang nyata dalam hidup audiens. Misalnya: bukan cuma “brand skincare lokal”, tapi “brand yang pertama kali aku pakai waktu kulitku lagi rusak-rusaknya.”


Temukan cara untuk selalu muncul tepat waktu. Mau lewat konten, komunitas, email, atau bahkan obrolan, selama kamu bisa hadir di momen relevan, kamu masuk ke memori orang.


Jadi Brand yang Diingat Butuh Strategi, Bukan Keberuntungan


Di dunia yang makin crowded, brand kamu nggak bisa cuma berharap dilihat. Karena dilihat hari ini belum tentu diingat besok. Brand yang besar bukan brand yang selalu viral. Tapi brand yang bisa terpikirkan duluan saat keputusan dibuat. Dan itu cuma bisa terjadi kalau kamu paham cara kerja memori. Jangan cuma bangun brand buat terlihat. Bangun brand yang juga melekat.

bottom of page